
Jenis displin pada anak ternyata terbagi menjadi dua macam. Displin negatif dan juga postif. Lalu seperti apa bentuk atau contoh dari kedua disiplin ini? Apakah Anda termasuk orangtua yang menerapkan disiplin negatif atau positif? Simak penjelasannya di bawah ini:
Disiplin Negatif
Jika Anda adalah produk pendidikan abad 20 mungkin pernah mendengar atau mengalami sendiri ketika masih kecil jika nakal suka dipukul atau dicubit. Jika pada masa kecil kita dalam posisi anak menurut karena takut mendapatkan ancaman fisik, sebenarnya dalam jejak rekam di memori jangka panjang yang tertinggal adalah rasa takut sebagai buah dari disiplin negatif bukan disiplin positif. Disiplin negatif adalah bentuk kepatuhan karena rasa takut akan ancaman terhadap figur otoritas bukan patuh karena kesadaran.
Berdasarkan riset pendidikan karakter, dari usia bayi sampai dengan 17 tahun, perilaku orangtua sangat mudah direkam oleh anak. Yang paling banyak terserap dalam memori anak adalah perilaku orangtua dibandingkan perkataannya. Semakin orangtua cerewet semakin timbul sikap defensif pada anak untuk melawan. Orangtua merupakan model nyata bagi anak. Jika orangtua mengharapkan anak bertingkah laku tertentu, orangtua hendaknya memberikan contoh dengan menampilkan tingkah laku spesifik. Secara alamiah, anak belajar dengan meniru. Jadi, anak-anak yang dididik dengan hukuman fisik untuk menampilkan perilaku baik hanya terjadi jika berada di hadapan figur otoritas yang mereka segani. Artinya, anak menjadi lebih tergantung pada kontrol dari luar atas rasa takut, dan anak sendiri menjadi tidak memiliki motivasi internal dari dalam untuk melakukan perilaku yang baik.
Disiplin Positif
Anak-anak sekarang berbeda dengan kita dulu, karena anak-anak sekarang adalah anak-anak yang akan menghadapi abad 21 dalam era digital. Pendidikan abad 21 adalah pendidikan yang memerlukan pola asuh mendewasakan anak dengan dialog karena nilai-nilai yang diperlukan abad 21 adalah anak harus dapat bekerjasama, berkomunikasi dengan baik, berpikir kritis, dan kreatif.
Jika rasa takut yang tumbuh pada anak untuk bisa disiplin, maka anak akan sulit mengembangkan rasa percaya diri (self confidence), kedisiplinan diri, tanggung jawab, harga diri (self-esteem) yang sehat serta berbagai keterampilan hidup (life skills). Terutama keterampilan dalam memecahkan masalah.
Apakah Anda sependapat bahwa pola didikan orangtua atau zaman dahulu sudah tak bisa diterapkan di era sekarang? Tak perlu main pukul, mencubit, atau suara Anda harus naik meninggi saat melarang si kecil berulah. Terdapat cara efektif untuk bisa mendisiplinkan anak yang dinamakan disiplin positif.
Disiplin positif adalah anak diajarkan belajar konsekuensi dari kesalahannya, tanpa intervensi yang berlebihan dari orang dewasa. Anak tidak dikontrol sekedar melalui cara pemberian reward and punishment (hukuman atau hadiah). Pertanyaan yang sering muncul kenapa orangtua tidak boleh mengontrol anak? Bukankah itu tugas kita sebagai orangtua? Disiplin positif percaya bahwa kontrol eksternal baik melalui hadiah atau hukuman menghilangkan kesempatan anak untuk menumbuhkan motivasi internalnya. Artinya, ketika anak melakukan perilaku baik karena yang dikejar adalah hadiahnya atau takut dihukum. Anak menjadi hilang kesempatan melatih kontrol diri di dalam mengendalikan diri karena selalu dialmbil alih oleh kontrol eksternal oleh orangtuanya.
Tugas orangtua dalam disiplin positif adalah bukan langsung memperbaiki perilaku anak tetapi orangtua yang terlebih dahulu dapat mengendalikan emosinya. Orangtua tidak bisa menegakan disiplin positif dalam keadaan marah.
Karena itu, orangtua harus mengenali emosi diri sendiri dan belajar untuk berespon dengan tepat dalam memberikan dukungan sebagai pelatih emosi pada anak. Orangtua perlu menuntun dengan sabar memberi anak kesempatan belajar dari kesalahannya. Orangtua perlu memberi kesempatan pada anak memberikan ide yang datang dari dirinya sendiri sehingga anak diberikan ruang berpikir bagaimana cara memperbaikinya kesalahannya, bukan karena dikontrol atas dasar hadiah atau hukuman oleh orangtua.
Semoga jenis-jenis disiplin pada anak ini bisa membantu Anda menjadi orangtua yang lebih baik lagi.
Sumber: http://www.rsmelinda2.com/artikel/3815/Jenis-jenis-Displin-Pada-Anak.html
Image By https://www.pexels.com/
Every weekend i used to pay a quick visit this web
page, because i wish for enjoyment, since this this web site conations truly fastidious funny
data too.